Hidup ini adalah sebuah pola, begitupun rezeki. Setiap mahkluk hidup memiliki kecerdasan untuk mengetahui pola rezekinya terletak dimana.

Jika setiap hewan bisa bicara dan kita bertanya..

Wahai Zebra dimanakah letak rezekimu?
Maka jawabannya di pucuk pohon.

Wahai Monyet dimanakah letak rezekimu?
Maka ia akan menjawab di pohon pisang.

Nah, saat kita bertanya pada Ikan, dimanakah letak rezekimu dititipkan? Di terumbu karang.

Allah memberikan kecerdasan luar biasa pada Ciptaan-Nya sehingga kita semua bisa menyadari dimanakah letak pintu rezeki kita.
Ikan dengan cerdas telah menyadari bahwa rezekinya dititipkan di terumbu karang, maka ia merawat terumbu karang agar ia bisa untuk terus bertahan hidup. Tak ada ikan yang merusak terumbu karangnya—tempat dimana ikan berlindung dari musuh, sekaligus mencari makan. Ia menyadari merusak terumbu karang akan merusak sumber rezekinya. Begitupun kita—manusia, punya terumbu karang (pintu rezeki) sendiri.

Kemudian dimanakah letak terumbu karang kita?
Maka sebagian dari kita mengalami hal yg tidak mudah dalam menjawabnya.
Ada yang menjawab di atas muka bumi, hehehe, iya sih, tapi itu jawaban yang terlalu luas.
Ada juga yang menjawab di berbagai proyek yang ia geluti.
Tetapi, kata Gurunda Pak Nasrullah, beliau menyebutkan letak rezekimu terletak pada Kemuliaan dan Kebahagiaan Orang Lain.

Mark Z. bisa kaya raya melalui bisnis facebooknya, Ia telah membahagiakan banyak orang yang ingin berkomunikasi dengan kolega, mencari teman lama, atau hanya sekedar melepas kurang nyaman. Kemudian, Google menjadi bisnis raksasa karena ia telah membahagiakan jutaan manusia dengan mempermudah akses informasi pada penggunanya secara cuma-cuma. Maka benar, letak rezekimu ialah pada kebahagiaan dan kemuliaan orang lain.

Merawat terumbu karang ialah dengan cara membahagiakan dan memuliakan orang di sekeliling kita.
Kemuliaan orang lain adalah magnet rezeki.
Salah satu contoh cerita saya pribadi dalam perjalanan menuju ke suatu tempat. Saya memesan Kendaraan Online, dan Driver nya sangat baik, ramah, murah senyum. Ketika membuka pintu mobil langsung disambut dengan ucapan ” Assalamu’alaikum” kemudian mempersilahkan masuk dengan sangat sopan, tidak hanya itu saja, beliau juga menawarkan air minum dalam kemasan, menanyakan kenyamanan AC dan tempat duduk. Saya jadi merasa puas dan nyaman sekali. Tidak memikirkan nominal yg harus diberikan bahkan memberinya lebih karena keramahannya. Driver ini tahu cara memuliakan dan membahagiakan orang yang ia antarkan, sehingga Allah memberikan rezeki dengan jalan yang tak disangka-sangka. Sesederhana itu.

Tidak ingat untuk merawat akan merusak terumbu karang kita.
Fokus hanya pada Nominal membuat kita tidak ingat bahwa konsumen bukanlah sekedar objek mencari rezeki, tetapi juga makhluk yang harus dimuliakan. Salah satu contoh ketika membeli suatu barang di salah satu sebuah toko, pelayanan dari penjualnya kurang ramah, dan membuat tidak nyaman dgn kurang senyum dan bahkan seakan kurang memperdulikan.
Saat kita tidak ingat memuliakan orang lain, kita telah mengeluarkan aura tidak positif pada orang lain.
Mau sebagus apapun produk yang kita jual, tapi jika calon konsumen merasa direndahkan karena mimik muka dan gaya bahasa, maka tertutuplah pintu rezeki kita.

Jadilah ikan yang pandai merawat terumbu karangnya.
Jangan jadi nelayan yang bersikap tak cerdas merusak/menghancurkan terumbu karang lewat bom untuk mendapatkan keuntungan besar yang hanya sesaat, dan menyesal diberpuluh tahun kemudian karena menyadari bahwa ia telah merusak rezeki anak cucunya dengan cara merusak habitat ikan bahkan mata pencaharian.

Rawat, muliakan, dan bahagiakan apa yang telah menjadi terumbu karangmu saat ini karena Allah menitipkan rezekimu disana, suami atau istri, ayah dan ibu, anak-anak, kolega, konsumen, partner, mitra, dan orang-orang di sekelilingmu. Rawatlah terumbu karangmu karena mereka adalah Magnet Rezekimu. Sesederhana itu.

Salam
Satu Sama dan Terhubung


t.me/thesuccessconceptor

#RahasiaMagnetRezeki
#Thesuccessconceptor